BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

dia pergi, temen gue menangis

alarm di handphone gue bunyi, gue pun bangun dengan tenang. ngambil handuk, buka pakaian, dan mandi dengan tentram dan sempet nyisain waktu buat makan BOKER. selesai mandi, gue pun ganti baju. pake seragam sekolah lengkap. "ok, gue siap untuk hari ini" gue ngucap dalam hati. gue pun berangkat ke sekolah. gue nyampe. tidak langsung ke kelas. tapi nyambung boker di toilet sekolah. it made me think, "mungkin setelah boker kesekian kalinya, gue bakal kena penyakit BOKER(penyakit baru di bidang kimia ala gue)dan mati di atas toilet dengan gaya jongkok sambil make seragam sekolah".

setelah boker yang bikin pantat gue perih itu, gue menuju ke kelas. gue duduk di kursi gue, sambil memutar kepala melihat sekeliling gue. temen-temen gue udah pada hadir. kelihatannya muka mereka semua menggambarkan mereka dalam keadaan baik. tapi tidak dengan salah seorang temen gue. temen gue itu bernama TEGAR. tidaakk !! dia bukan orang batak, dia asli gorontalo. intinya dia asli dari TELAGA. bukaann !! dia bukan dari telaga atau semacam danau, TELAGA, salah satu nama kabupaten di gorontalo. gue aja ampe sekarang masih bingung kenapa tempat itu di namakan TELAGA.

gue lihat matanya, satu hal yang terlintas di kepala gue : 'kayaknya nih anak punya masalah'. mata pelajaran pertama yang bakal gue hadepin ini hari yaitu, AKUNTANSI. hanya sekedar informasi, ini adalah pelajaran yang pertama paling gue benci sesudah matematika (intinya, gurunya yang bikin gue gak nyaman belajar akun). guru masuk. saat itu keadaan kelas tenang. gak ada suara, kecuali suara guru AKUNTANSI yang kayak tikus kejepit pintu itu. pelajaran pertama pun berakhir. gue balik memandang TEGAR temen gue. dari mulai perlajaran ampe pergantian pelajaran dia terlihat sangat, dan sangat gelisah. dia nunduk. "kenapa lo?" gue nanya ke dia. "gapapa koq, hanya saja...." dia berhenti. dan melanjutkan "bokap gue lagi di rawat di rumah sakit" jawab tegar.

hening.

di pikiran gue, "ternyata ini yang bikin dia terlihat gelisah dari tadi". gue berbalik badan. guru ke-2 masuk dan memulai pelajaran. pelajaran ke-2 ini hari yaitu MATEMATIKA. yaap !! pas pulang nanti gue sukses kena penyakit. OTAK ILANG.

anak-anak diem. kelas kembali hening. si tegar kembali memerhatikan apa yang di jelaskan guru. setelah 2 jam lebih memerhatikan yang sebenernya gak ada satu pun yang gue ngerti, bel istirahat berbunyi. kelas bubar. semua kelas bubar. sebagian orang langsug berlari menuju kantin sekolah. sama halnya dengan gue. gue langsung lari menuju kantin. tapi tidak dengan dia. temen gue yang bokapnya masuk rumah sakit. tegar hanya bisa duduk diem, sambil menunduk di tempat dia duduk. setelah mengisi perut yang dari tadi keroncongan akibat pelajaran yang bisa bikin otak gue lari pontang-panting ke sana dan kemari, gue pun kembali ke-kelas. bel tanda masuk kelas pun berbunyi. semua masuk dengan tenang ke-kelas mereka masing-masing. kelas gue pun sekarang kembali ramai. pelajaran ke-3 yaitu bahasa inggris. guru pun masuk. me-mulai pelajaran tersebut.

15 menit berlalu. guru masih menjelaskan. belum ada tanda-tanda bahwa akan ada sesuatu yang bakal bikin kita sedih. tapi, siapa yang duga. salah seorang guru masuk dan meminta izin ke-guru bahasa inggris tadi. dia memanggil temen gue itu. si TEGAR. "tegar, ayo ikut ibu. bawa tas dan buku-buku pelajaran kamu. ada orang rumah kamu yang menjemput" gue kaget. dalam hati gue bertanya-tanya "ada apa ini ? kenapa tiba-tiba dia di panggil pulaang". temen gue itu pun langsung mengambil tas, buku-buku serta semua perlengkapan yang ada di atas meja dia. dia pulang. beberapa menit kemudian, guru bahasa inggris yang sebenarnya sudah mengetahui apa yang terjadi lansung memberitahu kepada kita se-kelas "bapak dia meniggal dunia"

hening.

"inalillahi wa inalillahi rojiun" semua mengucap kalimat yang sama. siapa yang sangka ? temen kita. yang dari tadi diem. sekarang harus menanggung berita duka yang sangat berat. seperti yang gue bilang. kita hidup seolah-olah kematian gak exist. kita makan, tidur, ber-cinta, belajar, kita tertawa, se-akan kita tak'an pernah mati. se'akan kita bakal bisa tertawa selamanya. kematian bokap dari temen gue menjadi suatu peringatan terhadap kita semua. peringatan akan suatu saat pasti kita semua akan kembali ke yang maha kuasa.

pelajaran di lanjutkan. hingga usai pelajaran itu, kelas masih hening.

"gimana kalo ntar pulang sekolah kita bareng-bareng melayat ke rumah tegar?" gue mengusulkan ide cemerlang. semua mengiyakan. pukul 12.00 wita, saatnya kita pulang. bel kembali berbunyi. semua siswa bubar. sekolah menjadi ramai dengan suara jejak kaki dan suara-suara para siswa. gue dan temen-temen lain pun langsung berangkat ke rumah tegar. di perjalanan, semua hanya bisa diam. rumah tegar terletak di pe-desa-an. kita semua tetap pergi.

sesampenya di sana, gue langsung masuk dan bertemu dengan tegar. kita semua di persilahkan duduk. gue, melihat dengan dalam di mata tegar. gue tau apa yang dia rasa saat ini. tapi, mungkin apa yang gue rasa dan apa yang dia rasa saat itu beda. 16 tahun lebih dia tinggal bersama bokapnya, dan sekarang harus di tinggal pergi oleh bokapnya.

bagi gue, sosok ayah di mata gue itu kagak ada. karena ayah itu orangnya keras. tidak seperti ibu. tapi, gue pun gak pernah merasakan kasih sayang ibu. dan selama ini yang memberi kasih sayang dengan tulus hanyalah nenek gue seorang. bokap gue cuman sibuk dengan pekerjaan dia. keluar rumah, masuk rumah, tanpa gue ketahui.

kembali ke rumah tegar. suasana di rumahnya penuh dengan tangisan. banyak orang yang datang melayat. ada temen kantor bokapnya, di antara temen kantor bokapnya, ada yang baru kenal dengan bokapnya, ada yang udah lama kenal. ada pun temen sekantoran kakaknya tegar. semua datang hanya untuk melihat bokap dia untuk terakhir kali.

gue dan temen-temen terus menyemangati dia. temen gue yang sedang berduka. sekitar 3 jam lebih menunggu, akhirnya almarhum di bawa keluar untuk di tanam. almarhum tidak di tanam di pemakaman umum. melainkan di tanam di belakang di rumahnya. entah kenapa dia di tanam di belakan rumah. pertanyaan itu pengen gue utarakan langsung ke temen gue yang berduka ini. tapi, gue hanya bisa bertanya" di dalam hati. karna takut menyinggung perasaan. tegar nangis. semua yang merasa di tinggalkan menangis.
"sabar bro" ucapan itu yang terus gue ucapin kalo melihat tegar kembali menangis.

selesai pemakaman. gue pulang. di kamar. gue merenung. yapp ! tak ada yang abadi di permukaan bumi ini. semua hanya di pinjam kan. badan ini hanya berupa pinjaman. tidak semua yang di permukaan bumi ini adalah milik manusia. semua hanya di pinjamkan oleh yang maha kuasa.

SEMOGA KAU TENANG DI ALAM SANA. AMIIN.

0 comments: